Rabu, 14 September 2011

Citizen Jounalism



Date      : Rabu, 14 Sept 2011
Place     : Universitas Tarumanagara
Time      : 13.10-14.50
Sources : Bapak Agus Sudibyo ( Anggota Dewan Pers, Ketua Komisi Penegakan Etika Dewan Pers )

 

Citizen Jounalism bukan merupakan suatu kata yang asing lagi saat ini, walaupun masih ada sebagian orang yang belum mengenal arti dari kata citizen journalism. Citizen Journalism merupakan jurnalisme yang menempatkan warga sebagai subyek, warga secara aktif-partisipatoris terlibat dalam proses mencari, meliput, menulis, mengedit dan menyajikan informasi kepada orang banyak.


Sekarang ini hampir setiap orang dapat menjadi jurnalis, dengan kecanggihan teknologi saat ini yang sangat menunjang semua orang untuk dapat merekam, mendapatkan bukti dan kegiatan lainnya yang mendukung aktifitas jurnalisme.

Dapat kita rasakan saat ini sebuah handphone dengan fasilitas kamera, alat perekam suara, serta perekam gambar / video dapat kita miliki hanya dengan harga dua ratus lima puluh ribu rupiah, hal ini menjelaskan bahwa fasilitas untuk menjadi citizen jurnalism sangat terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin menjadi jurnalis.

Dalam dunia televisi, jika kita perhatikan sinetron-sinetron yang disiarkan merupakan tontonan untuk kalangan menengah ke atas dengan memeperlihatkan elemen-elemen yang menunjukkan rumah yang mewah dan penampilan lainnya yang menunjukkan konotasi kalangan menengah atas, namun jika kita telisik iklan-iklan yang ditampilakan dalam televisi merupakan tontonan untuk kalangan menengah ke bawah. Jika kita perhatikan iklan-iklan yang kita lihat dalam pertelevisian di Indonesia tidak ada iklan seperti mobil mewah, yang konotasinya adalah untuk kalangan menengah atas. Iklan-iklan yang sering kita lihat adalah iklan seperti mie instant, sabun, kebutuhan rumah tangga dan sebagainya yang lebih tepat sasaran untuk kalangan menengah kebawah. Dari situ dapat kita tarik kesimpulan bahwa ada sesuatu yang salah dalam pertelevisian di Indonesia.

Dalam sinetron-sinetron yang sering ditonton oleh masyarakat secara sadar atau pun tidak sadar terserap dalam pemikiran masyarakat menengah bawah mengenai kehidupan masyarakat menengah ke atas. Sehingga banyak masyarakat menengah bawah yang mempunyai impian dan ingin berperilaku seperti kalangan menengah atas.

Ilmu komunikasi merupakan proses menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dan adanya feedback atau tanggapan dari komunikan. Menurut Pak Agus, dalam komunikasi masa hanya merupakan menyampaian informasi tanpa adanya feedback atau tanggapan. Kasus-kasus besar seperti Bank Century, Gayus, Antasari, dan kasus besar lainnya seperti sekarang ini adalah kasus Nazzarudin yang diharapkan tidak hanya booming atau menjadi perhatian para masyarakat dan kemudian beritanya hilang begitu saja tanpa adanya kejelasan penyelesaian dari kasus-kasus tersebut.

Autisme Media, dapat diartikan sebagai media yang asyik dengan dirinya sendiri. Riset tahun lalu dalam media lokal menyatakan bahwa ternyata nilai-nilai seperti ilmu pengetahuan, kasus, politik, artis dan hal-hal lainnya kurang lebih sama dengan media nasional. Sehingga media dinilai asyik dengan dirinya sendiri, tidak memperhatikan sesungguhnya apa yang menjadikan satu media itu mempunyai keunggulan tersendiri, membedakan antara satu media (lokal) dengan media lainnya (nasional).


By : Stephanie WS ( 915080031 )
Thank You

Tidak ada komentar:

Posting Komentar