Rabu, 28 September 2011

Media Massa & Budaya Massa

Date      : Rabu, 28 September 2011
Place     : Universitas Tarumanagara
Time      : 13.10-14.50 WIB
Sources : Ibu Aminah Swarnawati ( mengajar sebagai dosen di univesitas Mustopo, Interstudi, Parmadina, UMG )


Pada massa ini hampir semua orang terjamah oleh media massa atau setidaknya mengalami pengaruh melalui media massa. Bahasa Indonesia sebagai salah satu unsur dari budaya Indonesia yang diakui bukanlah bahasa betawi, tetapi bahasa yang sering kita lihat dalam media, khususnya media televisi yaitu bahasa Jakarta. Fashion yang kita gunakan, cara bicara, gaya hidup, dan lain sebagainya dapat menunjukkan media apa yang kita konsumsi.

Media massa mempengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disebarluaskan secara besar-besaran dalam jangka pendek dan jangka panjang. Pengaruhjangka panjang sering dipersoalkan, karena mempunyai kekuatan tertentu yang dapat mempengaruhi kebidayaan khalayak yang menerima pesan. Salah satu tema yang paling menarik tentang pengaruh komunikasi massa terhadap khalayak yang berubah menjadi ciri massa adalah terciptanya budaya massa.

Menurut Bennet dan Tumin, Kebudayaan Massa adalah "seperangkat ide bersama dan pola perilaku yang memintas garis sosial-ekonomi dan pengelompokkan sub-kultural dalam suatu masyarakat yang kompleks". Budaya massa adalah budaya populer yang dihasilkan industri produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan. Budaya massa memiliki rumusan,berulang dan bersifat permukaan, mengagungkan kenikmatan, sentimental, sesaat dan menyesatkan dengan mengorbankan nilai-nilai keseriusan, intelektualitas, penghargaan atas waktu. Jadi, budaya massa adalah suatu kebudayan yang kurang memiliki tantangan dan rangsangan intelektualitas, lebih cenderung pada pengembangan fantasi tanpa beban dan pelarian.

Fishwick dan Wilson mengakui bahwa Budaya Populer sebenarnya dapat diartikan sebagai "bentuk budaya yang dimiliki oleh setiap orang dalam suatu masyarakat tertentu".  Budaya tersebut dipengerahi berbagai rangsangan dari luar ( termasuk media massa ) yang tidak kita sasdari namun membuat kita melakukannya.

Budaya massa senang menciptakan dan memenuhi impian-impian. Budaya massa memenuhi kebutuhan massa akan hiburan, bukan estetika, kedalaman / kontemplasi akibatnya orang cenderung menyukai yang ringan-ringan, tidak begitu suka pada yang serius / berat-berat. Budaya massa tidak hanya bersifat material tetapi juga immaterial, seperti cara berpendapat dan berpikir. Ghanney dan Mc Quail mengemukakan bahwa peranan media massa dalam kaitannya dengan budaya massa adalah mengendalikan dan mengarahkan perilaku khalayak konsumen ( misalnya melalui iklan ) atau juga perilaku politik pada sejumlah besar pemilih dalam pemilu. Budaya massa dapat berupa antara lain ; novel, lagu pop, dll.

Seni hiburan populer dan biasanya juga komersial disebut juga KITSCH. Menurut Umar Kayam, KITSCH mempunyai ciri-ciri :
  1. gampang dimengerti
  2. gampang dikunyah
  3. tidak menuntut partisipasi yang jauh dari penggemarnya
  4. selalu siap sedia dikunyah dan dimakan setiap saat.
Jadi seni hiburan populer yang biasanya juga komersil tidak menuntut permisanya untuk harus selalu mengikuti alur ceritanya. Ketika kita menonton hanya ditengah atau sebagaiannya saja sudah dapat mengetahui maksud atau inti dari cerita yang akan disajikan.

Dapat kita tarik kesimpulan bahwa media massa sebagai alat atau sarana yang dapat membentuk suatu budaya massa. Budaya massa yang terbentuk biasanya merupakan budaya rendah.


By : Stephanie WS

-Thank You-

Rabu, 21 September 2011

Iklan & Kekerasan Simbolik


Date      : Rabu, 21 September 2011
Place     : Universitas Tarumanagara
Time      : 13.10-14.50 WIB
Sources : Ibu Endah Murwani


Semakin sering dilihat, semakin dikenal dan semakin dekat mungkin merupakan salah satu prinsip yang ada dalam dunia periklanan. Iklan ada dimana-mana sehingga memungkinkan untuk mampu menembus hampir semua celah kehidupan setiap orang. Pengiklan seolah tidak akan melewatkan sejengkal tempat dan waktu untuk beriklan. Dapat kita lihat iklan dalam berbagai media, bahkan seperti dalam toilet, lantai, dan berbagai wadah lainnya yang memungkinkan untuk memasang iklannya.

Pergeseran fungsi iklan, iklan tidak hanya sekedar bertujuan menawarkan dan mempengaruhi calon konsumen untuk membeli suatu produk akan tetapi lebih dari itu. Iklan turut berpengaruh dalam membentuk sistem nilai, gaya hidup maupun selera budaya tertentu.

Iklan tidak hanya memvisualisasikan kualitas dan atribut dari produk yang harus dijualnya tetapi, mencoba membuat bagaimana sifat / ciri produk tersebut mempunyai arti sesuatu bagi kita. Iklan mendefinisikan image tentang 'arti tertentu yang diperoleh' ketika orang menggunakan produk tersebut. Proses ini oleh Williamson (1978 : 20) disebut sebagai using product is currency , yaitu menggunakan produk yang diiklankan sebagai uang untuk membeli fungsi kedua. Misalnya sebagai contoh, seseorang pengusaha membeli pulpen dengan brand / merek mont blanc senilai jutaan rupiah, sesungguhnya pulpen pada hakikinya memiliki fungsi untuk menulis, mencatat, dan sebagainya. Namun pengusaha tesebut membeli pulpen bermerek mont blanc dengan harga ratusan juta rupiah bukan hanya karena fungsi untuk menulis atau pun mencatat sesuatu, namun lebih kepada fungsi lain dari pulpen bermerek mont blanc tersebut yaitu untuk menunjukkan status ekonomi atau dari kalagan mana dia berasal.

Pollay membagi fungsi komunikasi iklan menjadi dua :
  1. fungsi informasional, iklan memberitahukan kepada konsumen tentang karakteristik produk.
  2. fungsi transformasional, iklan berusaha untuk mengubah sikap-sikap yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, pola-pola belaja, gaya hidup, teknik-teknik mencapai sukses dan sebagainya.
Iklan Dalam Konteks Pemikiran Ilmuan Sosial :

Menurut Baudrillard ikaln adalah bagian dari sebuah fenomena sosial bernama consumer society. Obyek dalam iklan tidaklah berdiri sendiri, melainkan dibentuk oleh sebuah sistem tanda (sign systems). Analisis Baudrillard berkontribusi dalam mengembangkan analisa mengenai produk dan reproduksi pesan yang melibatkan peran dari citra (image) masyarakata pada kontemporer. Barthes menganalisa iklan sebagaimana seoranglinguistik.

Kekerasan Simbolik, apa yang dibenak kita ketika mendengar kekerasan? dilukaikah atau dijahati atau sesuatu yang negatif secara fisik? Sesungguhnya kekerasan tidak hanya ada secara fisik namun kekerasan juga terdapat secara simbolik. Contoh kekerasan simbolik yaitu seperti kita melihat suatu iklan produk diet yang menggambarkan bahwa wanita cantik merupakan wanita dengan lingkar pinggang yang tidak lebih dari empat jengkal tangan, wanita cantik adalah wanita dengan postur tubuh yang ramping, wanita yang cantik adalah wanita dengan perut yang datar. Dari iklan tersebut sesungguhnya sudah didapatkan kekerasan simbolik, sehingga secara tidak langsung memberikan makna bahwa wanita yang memiliki lingkar pinggang lebih dari empat jengkal bukan merupakan sosok tubuh ideal bagi seorang wanita, postur tubuh wanita yang tidak ramping dinilai tidak cantik, wanita dengan perut yang tidak datar dianggap kurang cantik. Simbol-simbol tersebut secara tidak langsung telah kita serap melalui iklan-iklan dengan berbagai macam simbol. Diasumsikan bahwa media dan iklan merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan tindakan pedagogis dari kelas atau kelompok sosial tertentu.

Kekerasan simbolik memang tidak memiliki aturan hukum yang sah, namun kekersan simbolik dapat memberikan hukuman bagi orang yang terpengaruh. Misalnya seorang wanita yang setelah melihat iklan produk diet melalui berbagai media dan terpengaruh sehingga merasa dirinya tidak memiliki sosok ideal sebagai seorang wanita akan mulai memiliki pemikiran yang negatif terhaap bentuk tubuhnya sendiri, dan kemungkinan untuk mulai membentuk tubuhnya agar tampak sebagai wanita cantik dengan sosok tubuh yang ideal dengan berbagai cara yang mungkin akan menyiksa dirinya sendiri akibat terpengaruh simbol-simbol dari iklan di berbagai media tersebut.

By Stephanie WS (915080031)
Thank You

Rabu, 14 September 2011

Citizen Jounalism



Date      : Rabu, 14 Sept 2011
Place     : Universitas Tarumanagara
Time      : 13.10-14.50
Sources : Bapak Agus Sudibyo ( Anggota Dewan Pers, Ketua Komisi Penegakan Etika Dewan Pers )

 

Citizen Jounalism bukan merupakan suatu kata yang asing lagi saat ini, walaupun masih ada sebagian orang yang belum mengenal arti dari kata citizen journalism. Citizen Journalism merupakan jurnalisme yang menempatkan warga sebagai subyek, warga secara aktif-partisipatoris terlibat dalam proses mencari, meliput, menulis, mengedit dan menyajikan informasi kepada orang banyak.


Sekarang ini hampir setiap orang dapat menjadi jurnalis, dengan kecanggihan teknologi saat ini yang sangat menunjang semua orang untuk dapat merekam, mendapatkan bukti dan kegiatan lainnya yang mendukung aktifitas jurnalisme.

Dapat kita rasakan saat ini sebuah handphone dengan fasilitas kamera, alat perekam suara, serta perekam gambar / video dapat kita miliki hanya dengan harga dua ratus lima puluh ribu rupiah, hal ini menjelaskan bahwa fasilitas untuk menjadi citizen jurnalism sangat terbuka lebar bagi siapa pun yang ingin menjadi jurnalis.

Dalam dunia televisi, jika kita perhatikan sinetron-sinetron yang disiarkan merupakan tontonan untuk kalangan menengah ke atas dengan memeperlihatkan elemen-elemen yang menunjukkan rumah yang mewah dan penampilan lainnya yang menunjukkan konotasi kalangan menengah atas, namun jika kita telisik iklan-iklan yang ditampilakan dalam televisi merupakan tontonan untuk kalangan menengah ke bawah. Jika kita perhatikan iklan-iklan yang kita lihat dalam pertelevisian di Indonesia tidak ada iklan seperti mobil mewah, yang konotasinya adalah untuk kalangan menengah atas. Iklan-iklan yang sering kita lihat adalah iklan seperti mie instant, sabun, kebutuhan rumah tangga dan sebagainya yang lebih tepat sasaran untuk kalangan menengah kebawah. Dari situ dapat kita tarik kesimpulan bahwa ada sesuatu yang salah dalam pertelevisian di Indonesia.

Dalam sinetron-sinetron yang sering ditonton oleh masyarakat secara sadar atau pun tidak sadar terserap dalam pemikiran masyarakat menengah bawah mengenai kehidupan masyarakat menengah ke atas. Sehingga banyak masyarakat menengah bawah yang mempunyai impian dan ingin berperilaku seperti kalangan menengah atas.

Ilmu komunikasi merupakan proses menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dan adanya feedback atau tanggapan dari komunikan. Menurut Pak Agus, dalam komunikasi masa hanya merupakan menyampaian informasi tanpa adanya feedback atau tanggapan. Kasus-kasus besar seperti Bank Century, Gayus, Antasari, dan kasus besar lainnya seperti sekarang ini adalah kasus Nazzarudin yang diharapkan tidak hanya booming atau menjadi perhatian para masyarakat dan kemudian beritanya hilang begitu saja tanpa adanya kejelasan penyelesaian dari kasus-kasus tersebut.

Autisme Media, dapat diartikan sebagai media yang asyik dengan dirinya sendiri. Riset tahun lalu dalam media lokal menyatakan bahwa ternyata nilai-nilai seperti ilmu pengetahuan, kasus, politik, artis dan hal-hal lainnya kurang lebih sama dengan media nasional. Sehingga media dinilai asyik dengan dirinya sendiri, tidak memperhatikan sesungguhnya apa yang menjadikan satu media itu mempunyai keunggulan tersendiri, membedakan antara satu media (lokal) dengan media lainnya (nasional).


By : Stephanie WS ( 915080031 )
Thank You

Rabu, 07 September 2011

Perancis


PERANCIS is . . .



Date      : Rabu, 07 September 2011
Place     : Universitas Tarumanagara
Time      : 13.10-14.50 WIB
Sources : Mrs. Christine

Mrs. Christine sebagai nara sumber merupakan dosen tamu pada pelajaran kapita selekta. Beliau merupakan seorang wanita yang berasal dari negara Perancis. Mrs. Christine datang ke Indonesia awalnya adalah sebagai kaum relawan yang membantu korban-korban bencana alam dan kemudian berlanjut menjadi staff pengajar di Indonesia.

Perancis adalah negara dengan penduduk sekitar 60.000.000 orang. Perancis lahir pada abad 600-700, terdapat banyak suku penduduk Romawi.

Charlemagne atau Karel yang Agung adalah raja kaum Frank dari 768 sampai 814 dan kaum Lombard dari 774 sampai 814. Ia dinobatkan sebagai Imperator Augustus di Roma pada hari natal tahun 800 oleh Paus Leo III, dan karenanya dianggap merupakan pendiri Kekaisaran Romawi Suci (dengan gelar Karel I). Melalui penaklukan dan pertahanan, ia mengukuhkan dan mengembangkan kekuasaannya hingga meliputi sebagian besar Eropa Barat. Ia sering dianggap merupakan bapak pendiri Perancis dan Jerman, bahkan kadang sebagai Bapak pendiri Eropa. Ia adalah kaisar pertama di Barat sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi. Julius Caesar benar-benar lahir pada tahun 800

Bahasa Perancis lahir pada abad 15 campuran dari berbagai bahasa Romawi yang dahulu banyak digunakan oleh para tentar.

Tahun 1450 bahasa Romawi menjadi bahasa resmi dalam setiap surat menyurat, kegiatan pemerintahan, percakapan dan lain sebagainya menggunakan bahasa romawi sebagai bahasa yang resmi.
Perancis banyak menganut budaya romawi dalam berbagai aspek

Perancis mencoba menduduki Italy pada tahun 1515 tetapi gagal, namun Presiden Perancis pulang dengan senyum untuk mencoba meniru seni dari Italy. Di daerah pusat perancis dapat kita lihat sampai sekarang ini banyak bangunan yang mirip dengan architecture Italy, semua itu dibangun pada masa presiden perancis. Louis XIV adalah raja yang terkenal pada abad 17, dikenal sebagai le grande siede

Pertunjukkan karya Moliere yang bersifat komedi , membuat reformasi dunia theater khususnya komedi di negara Perancis.

Akademi Perancis adalah badan yang mendukung sastra di Perancis. Bahasa Perancis menjadi bahasa yang digunakan di Eropa.

Ada 4 kejadian penting di Perancis, yaitu :
  1. Motesque (karya l'esprit des louis) :  mengenai hukum
  2. Voltaire   : menyangkut toleransi
  3. Rousseau : sosial
  4.  Diderot (d;alembert , membuat koordinasi sebuah buku ensiklopedi)  : ilmu teknik sains
Pada abad 18 kehidupan mayoritas petani, banyak masyarakat daerah yang berimigrasi untuk datang ke daerah kota Perancis untuk mencari kerja di kantor. Kejadian tersebut terus berlangsung samoai tahun 1789 dan terjadilah revolusi Perancis

Dr. Guillotin : karya kemanusiaan, memiliki pemikiran yaitu mati lebih cepat lebih nyaman. Tahun 1815 Perancis tidak ingin lagi menggunakan sistem monarki konstitusi, mengadakan perubahan dan menciptakan lere republique.

Perancis memiliki tiga tingkatan, yakni :
  1. Raja, pangeran, bangsawan
  2. Pemuka agama
  3. Negara ketiga tiers etali ( kaum masyarakat biasa / rakyat jelata )
Raja, pangeran atau kaum bangsawan serta para pemuka agama dianggap hidup berkecukupan dan tidak kekurangan secara materi, sedangkan kelompok negara ketiga diangap memiliki kehidupan yang kurang sejahtera. Dilihat dari jumlahnya, negara ketiga adalah kelompok yang paling banyak dibandingkan dengan kelompok pemuka agama atau pun para kaum kerajaan / bangsawan. Negara ketiga tersebut menyadari akan kelebihan mereka yaitu memiliki jumlah yang lebih banyak, sehingga negara ketiga bertambah kuat, pintar dan terus berkembang. Negara ketiga mulai melakukan pemberontakan dan menolak system monarki absolut. Tokohnya yakni Robespiere, beliau di potong kepalanya karena dianggap tidak layak. Bonaparte dengan dua temannya menciptakan system consulat. 1802 empereur kemudian ganti rezim.

 By : Stephanie WS ( 915080031 )
 Thank You